Hai nama saya Elfira, kelahiran tahun 1999. Mau berbagi cerita saja seputar horor yang sering dibacarakan orang mengenai tempat-tempat angker kota Bandung. Saya tinggal di Jl. Aceh, kebetulan sekali saya adalah tetangga sebelah dari rumah kentang. Memang, walaupun sekarang saya sudah pindah ke Kopo Sayati, nenek saya-lah yang menetap disana, dan tak jarang saya menjenguknya.
Sejujurnya selama 13 tahun saya hidup, belum pernah sama sekali saya mencium bau kentang disekitar rumah tersebut, Belum pernah, tak pernah, mustahil. Walaupun orang Bandung yang kerap lewat jalan Banda pada malam hari selalu mengeluhkan bau kentang yang ada disekitar rumah itu, saya sendiri saja yang sangat sering berjalan-jalan disekitar sana tak pernah mencium bau seperti itu. (Serius!) Bila tak tahu bau kentang, mungkin bisa dideskripsikan seperti bau Elips vitamin rambut :D
Rumah tersebut dulunya termasuk dalam komplek Jaabeurs, Bandoeng. (Sekitar saparua) Dibangunnya sekitar tahun 1900-1920-an (Saya lupa lagi tahunnya...) Jadi tak terlalu lama, bukan?
Well, sebenarnya mereka tidak akan mengganggu kalian, bila kalian TIDAK mengganggu mereka. Sebenarnya, bila ada suatu komunitas atau kumpulan orang yang datang, melihat-lihat atau sekedar berkunjung kesana, mereka sebenarnya merasa terganggu. Biasanya, bila kalian datang kesana, seorang genderuwo dari dalam rumah hanya sekedar mengintip dan mengamati kalian. Tak apa, asalkan jangan bertindak berlebihan. Sesuatu yang sangat mengganggu mereka adalah, bila kalian berusaha mendobrak pintu rumah itu dan nekat untuk masuk. Rumah itu juga tempat tinggal, rumah itu punya pemilik, bagi beberapa artikel yang menyatakan bila rumah itu kosong, itu semua hanyalah Hoax. Pemiliknya tetangga saya sendiri. Beliau sering berpergian sehingga rumah tersebut terlihat kosong.
Kalian mungkin bertanya-tanya misteri dibalik rumah tersebut. Saya sendiri pun tak mengetahuinya, semua itu hanyalah misteri ilahi yang belum terjawab. Mungkin, saya tak terlalu setuju mengenai cerita seorang anak yang masuk dalam kuali kentang hingga terbunuh oleh pembantunya. Entahlah, apakah semua cerita sama seperti itu? Rumah kentang Jakarta, Surabaya, juga punya cerita yang sama seperti itu.
Ngomong-ngomong anjing yang sering berkeliaran disekitar rumah itu adalah anjingku! Banyak dari warga Bandung yang mengira itu adalah anjing jelmaan, kutukan, penjaga rumah, halah.. konyol. Kebetulan waktu itu saya sedang naik angkot dan dua orang mahasiswa membicarakan hal itu didepan saya, mereka tidak tahu bila saya adalah majikan anjingnya. -_-
Well, rumah itu juga rumah biasa sama seperti rumah lainnya. Didalamnya ada tv, lampu, dan masih banyak lagi peralatan modern seperti yang kalian miliki saat ini. Saya saja enjoy menonton tv disana. Didalamnya juga ada piano, saya pernah mencoba menekan salah satu dari tombol piano, tapi saya malah merusaknya! beberapa lama kemudian piano itu kembali pulih, syukurlah. Biasanya saya dan kakak-kakak saya masuk lewat ruang rijsttafelbelakang. Ada yang bilang bila masuk lewat pintu depan katanya tak bisa keluar lagi, wah masa? Lalu saya ini dianggap apa -_-
Nah, ini adalah gambar rumah kentang tahun 1922 yang diambil dari pesawat komersil Belanda, Luchtvaar-Afdeling. Sebelahnya (lapangan yang besar itu) adalah GOR Saparua yang biasa dipakai untuk lari berkeliling, atraksi bmx, atraksi skateboard, dan atraksi sepatu roda. Sedangkan Lapangan yang besar sebelahnya lagi adalah Taman Maluku. Dari atas rumah kentang masih terlihat seperti kumpulan pohon, padahal bangunan nyatanya memang sudah ada, namun tertutup oleh rindangnya pohon trembesi. Komplek seputar ini biasa disebut Komplek Jaarbeurs kala itu, makanya kalian bisa melihat gedung putih yang dikawal patung gajah didepannya saat ini. Itulah penyebab mengapa ada tulisan 'Jaarbeurs' nya di depan gedung itu. Sekarang, biasanya gedung itu dialih fungsikan menjadi tempat pernikahan.
Kamu kopas ya sis.
BalasHapusKamu kopas ya sis.
BalasHapus